RSS

Intan Nusantara

INTAN NUSANTARA  

Aku cinta Indonesia
Konon katanya bak jamrud khatulistiwa
Penari nusantara
Kau laksana intan permata  

Tangannya yang gemulai
Serupa keindahan yang membuai
Gerak kaki yang berirama
Lukiskan gotong royong dan kerja sama  

Pipinya merah merona
Terhias senyum di bibirnya
Sampaikan pesan bahwa Indonesia
Negara yang kaya budaya  

Penari, parasmu secantik panorama
Seelok budi bangsa
Sorot matamu yang jernih
Bak pancaran hati yang tak pamrih  

Kala gamelan bertabuh kencang
Ada semangat tak pernah lekang
Saat tubuh mengayun ikuti alunan lagu
Mencuat rasa bangga akan tanah airku

Lembutnya gerakan sang penari
Mengetuk sanubari
Tariannya adalah cerminan negeri
Damainya hati, indahnya bumi  

Bangkitlah Indonesiaku
Sebarkan harum namamu, tebarkan pesonamu
Tunjukkan pada jagat raya
Bahwa kita adalah juara!            

Bandung, 18 April 2014  

Puisi ini diikutsertakan pada LOMBA MENULIS PUISI NASIONALISME MEI 2014 oleh PenaIlusi dan masuk ke dalam 260 puisi terbaik.

Kawan, atau Lawan ?!

Sahabat,
Dengan keluarga seakan tak ada sekat
Membantu kala susah,
Menemani kala gundah
Saat kubahagia,
Kau ikut tersenyum bangga
Saat datang permasalahan
Kau cari penyelesaian
Tapi sahabat,
Dengan musuh jaraknya alangkah dekat
Hingga kau sulit tuk bedakan
Mana yang meraihmu dalam genggaman
Dan mana yang menerkam dalam rangkulan
Duhai sobatku,
Jika memang kau hargaiku,
Tolong pikirkan perasaanku!
Bukan hanya kau yang perlu dimengerti,
Aku juga ingin dipahami!
Saat kita bertengkar hebat,
Tak terhindarkan adanya debat
Tapi tiada sesal yang tersirat
Bahkan maaf pun tak tergurat
Kuanggap kau teman dekat,
Tapi sifat busukmu sungguh lekat.
Kini ku bimbang tuk tentukan,
Dirimu kawan, ataukah lawan ?!


Istana Kata, 26 Maret 2012.

Wuah, puisi ini panjang sekali. Mungkin puisi terpanjang yang pernah kubuat. Ini juga tercipta saat aku kelas 8. Masih kuingat kisahnya. Ketika itu aku mempunyai sahabat cowok, dan dia berbicara padaku dengan kata-kata kasar. Tentu saja aku tersinggung, karna aku pikir kita sudah bersahabat dekat. Tapi ternyata, dia malah marah-marah padaku dengan kata kasar.. Yah..dan akhirnya jadilah puisi ini.
Enjoy!

Fira Pujia Nuraini - @firapn

Tentang Hidup

Hidup itu cuma sekali,
Hidup memang tuk dinikmati
Bukan untuk diratapi
Hanya saja,
Saat cobaan datang menyapa
Terhentinya waktu, sungguh didamba
Tapi tentu itu tak bisa.
"Batu Karang", kita harus setegar ia.
Dan tanamkan dalam jiwa,
Bahwa cobaan itu, datangnya sementara
Percayalah,
Suka akan menyusul duka
Tawa akan melebur lara
Dan cinta akan membasuh luka
Karena semua, akan bergulir seiring waktu
Jadi, seberat apapun siksaan yang menghampirimu
Ingatlah selalu bahwa,
Semua akan indah pada waktunya

:)




Istana Kata, 23 Maret 2012

Puisi ini kubuat saat kelas 8 (2 SMP). Kalau tidak salah dibuat untuk tugas Bahasa Indonesia. Saat itu, puisi ini bermakna amat dalam bagiku:)
Enjoy!

Fira Pujia Nuraini - @firapn

WAKTU

Ialah keong
Yang detik demi detiknya,
Terasa begitu lambat
Tapi terkadang,
Ia menjelma menjadi selincah cheetah
Yang kecepatannya tak terelakan

Atau mungkin,
Waktu adalah pesawat apollo
Yang ketika melesat,
Ia melaju dengan pasti
Dan tak bisa kita hentikan

Tapi bagiku,
Waktu,
Layaknya es krim
Yang bila dibiarkan, akan meleleh
dan habis dengan cepatnya
Tapi jika dimakan dan dinikmati
Meskipun pada akhirnya akan habis juga
Ia akan terasa lebih indah dan bermakna



Istana Kata, 16 Juli 2011

FYI, this is the oldest poem in my folder. But actually it's not the first.
Puisi ini aku buat tahun 2011, berarti kurang lebih saat aku duduk di kelas 6 SD/1 SMP.
Puisi pertamaku.. masih kuingat. Judulnya "Rumahku Istanaku". Kubuat sekitar kelas 4 SD. Namun aku sudah lupa bagaimana puisi itu, dan aku tak menyimpan arsipnya:( So, for this time, this is the oldest poem I've ever had. Enjoy!:)

Fira Pujia Nuraini - @firapn